Langsung ke konten utama

Materi Pendidikan Agama Islam: Menelaah Buku

 

Menelaah Buku Al-Qur’an Hadis

Kelas X Madrasah Aliyah Negri 18 Jakarta

 

Disusun oleh:


Fatimah Anas

41182911190060

 

Universitas Islam 45 Bekasi

 

Abstrak

Buku ini dipersiapkan dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak dibawah koordinasi kementerian agama, dan digunakan dalam penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Untuk merespon beragama kebutuhan masyarakat modem, seluruh elemen dan komponen bangsa harus menyiapkan generasi masa depan yang tangguh melalui beberapa ikhtiar. Agar seluruh potensi generasi dapat tumbuh kembang menjadi hamba Allah yang mempunyai karakteristik beragama secara baik.

 

PENDAHULUAN

Al-Quran adalah kitab yang mulia, sebagai rahmat untuk alam semesta dan sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia. Dalam Al-Quran telah terhimpun dasar-dasar kebaikan dan petunjuk untuk membangun kehidupan dan meletakkan landasan ketentraman di muka bumi.

          Salah satu aspek yang diajarkan dalam pendidikan agama Islam adalah sumber acuan dalam agama itu sendiri yaitu Al-Quran dan Hadits. Di lingkungan sekolah Madrasah Aliyah aspek ini tertuang dalam mata pelajaran Al-Quran dan Hadits. Karena seperti yang kita tahu di sekolah-sekolah Madrasah Aliyah materi-materi pendidikan Agama Islam di bagi kedalam beberapa bagian sehingga bisa dibahas lebih mendalam. Begitu pula dengan hal-hal yang berkaitan dengan Al-Quran dan Hadits akan dibahas secara lebih mendalam dalam mata pelajaran Al-Quran dan Hadits.

          Menyadari betapa pentingnya fungsi mata pelajaran Al-Quran dan Hadits bagi peserta didik maka penulis berkeinginan untuk menganalisis buku teks yang menjadi pegangan guru dalam mengajar. Dengan ini penulis akan menganalisis buku Al-Quran dan Hadits kelas X Madrasah Aliyah.

 

PEMBAHASAN

A.     Identitas Buku Al-Quran dan Hadits Madrasah Aliyah kelas X

Saya mengambil buku ini di sekolah Madrasah Aliyah Negeri 18 Jakarta Timur.

Judul buku             : Al-Quran dan Hadits

Jenjang                   : Madrasah Aliyah kelas X

Tahun terbit            : 2014

Penyusun                : Kementerian Agama Republik Indonesia

Jumlah Halaman    : 140 Halaman

Jumlah Bab            : 10 Bab

Kontributor naskah: Mukarom Faisal Rosidin, Hj. Siti Mahfudhoh, Dudung Basori Alwi

Penelaah                 : Fuad Thahari

Penyelia penerbitan: Direktorat Pendidikan Madrasah

                                  Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam

                                  Kementerian Agama Republik Indonesia

B.     Sistematika Buku

1. Bagian Cover

Buku ini mempunyai cover berwarna hijau dengan gambar Al-Quran yang sedang terbuka pada halaman pertamanya. Di bagian pojok bawah terdapat tulisan Madrasah Aliyah X diperbanyak untuk kalangan sendiri.

2. Identitas Buku

          Dihalaman ini membahas mengenai hak cipta. Buku ini milik negara dan tidak diperdagangkan. Kemudian di bawahnya tertulis kontributor naskah, penelaah, penyelia penulisan hingga font dalam penulisan.

3. Kata pengantar

Pada halam 3 sampai 5 ini terdapat kata pengantar, dalam kata pengantar ini sudah dijelaskan tujuan dan manfaat  buku ini dibuat.

4. Pedoman Tranliterasi Arab-Latin

Dibuku ini ada pedoman transliterasi yang diberlakukan berdasarkan keputusan bersama menteri agama dan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 158 tahun 1987

5. Petunjuk dan penggunaan buku

Pada halaman 7 dijelaskan semua tentang cara penggunaan buku dimulai dari awal bab yang disajikan ilustrasi gambaran tentang materi yang akan disampaikan, peta konsep, ringkasan, berlatih sebagai evaluasi peserta didik.

6. Daftar Isi

Pada daftar isi ini terdapat judul bab dan halaman yang sudah ditentukan, bertujuan untuk memudahkan pembaca mencari bab yang akan di pelajari.

7. Materi atau Bab

·        Bab I “Al-Quran Kitabku”

Pada Bab ini membahas tentang pengertian Al-Quran menurut para ulama, kemudian menjelaskan nama-nama Al-Quran dan menunjukkan prilaku orang yang berpegang teguh pada Al-Quran.

·        Bab II “Betapa Otentiknya Kitabku”

Bab ini membahas tentang bukti-bukti keontetikan Al-Quran ditinjau dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatan dan sejarahnya.

·        Bab III “Tujuan Dan Fungsi Al-Quran”

Bab ini membahas tentang tujuan dan fungsi Al-Quran, kemudian menunjukkan prilaku orang yang memfungsikan Al-Quran dan dapat menerapkan fungsi Al-Quran.

·        Bab IV “Pokok-pokok Isi Kitabku”

Bab ini tentang mengidentifikasi pokok-pokok Al-Quran, menunjukkan ayat yang terkait dengan pokok isi Al-Quran kemudian menjelaskan kandungan ayat yang terkait dengan isi  pokok ajaran Al-Quran.

·        Bab V “Manusia Sebagai Hamba Allah SWT dan Khalifah di Bumi”

Bab ini tentang memahami kandungan surat Al-Mu’minun: 12-14, An-Nahl: 78, Al-Baqarah: 30-32, dan Az-Zariyat.

·        Bab VI “memahami Hadits, Sunnah, Khabar, Atsar”

Bab ini membahas tentang pengertian, membedakan, serta mengidentifikasi persamaan Hadits, Sunnah, Khabar, Atsar’

·        Bab VII “memahami Unsur-unsur Hadits”

Bab ini membahas tentang pengertian sanad dan matan dalam hadits.

·        Bab VIII “Macam-macam Sunnah Nabi SAW”

Bab ini membahas tentang macam-macam surat dan fungsinya terhadap Al-Quran. Mengidentifikasi dan menunjukkan contoh macam-macam sunnah.

·        Bab IX “Memahami Hadits dari segar kuantitas dan kualitas”

Bab ini menjelaskan pembagian hadits dari segi kuantitas rawi. Kemudian pembagian hadits dari segi kualitas sanad dan mengklasifikasikan pembagian hadits.

·        Bab X “Indahnya Ikhlas Dalam Beribadah”

Pada bab terakhir ini membahas tentang mufrodat dan menjelaskan isi kandungannya dalam surat al-anam ayat 162-163, al-bayyinah ayat 5, dan hadits riwayat Bukhori, kemudian mempelajari tentang ikhlas dalam beribadah.

C.     Tema “Indahnya Ikhlas Dalam Beribadah”

1.     Qs. Al-Anam 162-163

              Isi kandungan surat al-An’am ayat 162-163 adalah kewajiban manusia untuk beribadah kepada Allah Swt secara ikhlas. Ikhlas berarti melaksanakan perbuatan semata mata untuk mendapatkan rida Allah Swt. Dalam menjalankan ibadah, seseorang tersebut tidak memasukkan unsur unsur yang dapat mengurangi nilai ibadah, misalnya riya’, karena riya’ walaupun sedikit akan mengurangi nilai ibadah tersebut dan tidak dapat dikatakan ikhlas.

              Surat ini merupakan pernyataan komitmen manusia dengan Allah Swt yang merupakan pernyataan sikap, baik hidup maupun mati semata-mata untuk mendapatkan rida dari-Nya. Orang ikhlas banyak memperoleh manfaat dalam kehidupannya, misalnya, kesulitan hidupnya dapat terbantu oleh ibadah yang diterima oleh Allah Swt.

2.     Qs. Al-Bayyinah ayat 5

              Pokok dari surat al-Bayyinah adalah tentang pernyataan ahli kitab dan orang musyrik bahwa mereka akan tetap sampai datang Nabi yang dijanjikan Tuhan. Setelah Nabi Muhammad saw. datang dengan membawa bukti nyata, mereka terbagi dua, ada yang beriman dan ada yang tetap dalam kekufuran.

Adapun kandungan surat al-Bayyinah ayat 5 adalah sebagai berikut:

·        Perintah untuk beribadah kepada Allah Swt. dan menaati ajaran Allah Swt dengan lurus (tidak bercampur dengan riya’ dan syirik). Seseorang yang melaksanakan ibadah, tetapi masih mempercayai adanya kekuatan selain Allah Swt, seperti mempercayai dukun atau benda benda yang dianggap keramat maka orang tersebut dikatakan musyrik.

·        Sebagai seorang Muslim, wajib hukumnya untuk mendirikan shalat lima waktu dalam sehari semalam, shalat ini sangat besar artinya, karena merupakan tiang agama, dan ibadah yang pertama dihisab di akhirat.

3.     Hadits

“Dari Aisyah ra. bahwa Nabi saw. melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah saw kenapa Engkau melakukan ini padahal Allah Swt. telah mengampuni dosamu yang telah berlalu dan yang akan datang? Beliau bersabda: “Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur?” Dan tatkala beliau gemuk, beliau shalat sambil duduk, apabila beliau hendak ruku’ maka beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku.”

                  Hadis tersebut menjelaskan betapa Rasul saw yang tidak memiliki kesalahan dan dosa karena beliau ma’sum, masih senantiasa melaksanakan ibadah shalat malam bahkan sampai bengkak-bengkak kakinya. Beliau adalah teladan kita, insan ciptaan Allah Swt. yang paling mulia. Dasar beliau melaksanakan ibadah yang sedemikian itu, bukanlah mengharap pujian, beliau melaksanakan dengan dasar ikhlas hanya untuk mencari keridaan Allah Swt. Semata, dan sebagai ekspresi rasa syukur kepada Allah Swt.

Menurut pengarang kitab Manazilus-Sa’irin, ikhlas itu ada tiga derajat, yaitu :

·        Tidak melihat amal sebagai amal, tidak mencari imbalan dari amal dan tidak puas terhadap amal.

·        Malu terhadap amal sambil tetap berusaha. Artinya merasa amalnya itu belum layak dilakukan karena Allah Swt., tetapi amal itu tetap diupayakan.

·        Memurnikan amal, maksudnya adalah melakukan amal berdasarkan ilmu agama.

4.     Perilaku orang yang ihlas dalam beribadah

         Sebelum menerapkan perilaku ikhlas dalam beribadah sebagai implementasi QS al-An’am ayat 162-163, QS al-Bayyinah ayat 5 dan hadis, terlebih dahulu harus membiasakan membaca al-Qur’an setiap hari.

         Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan QS al-An’am [6]: 162-163 sebagai berikut.

·        Selalu beribadah kepada Allah Swt. secara ikhlas, serta menghindari riya’dan syirik.

·        Senantiasa ikhlas dalam beramal dan mengharap keridaan Allah Swt.

·        Selalu melaksanakan amal saleh agar selamat dunia dan akhirat.

         Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan QS al-Bayyinah ayat 5 sebagai berikut:

·        Senantiasa beribadah kepada Allah Swt., dan menaati ajaran agama.

·        Selalu melaksanakan salat lima waktu sehari semalam.

·        Selalu menunaikan zakat.

              Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan hadis tentang keikhlasan dalam beribadah sebagai berikut.

·        Senantiasa beribadah kepada Allah Swt. secara ikhlas.

·        Senantiasa tidak mengingat amalan baik yang telah diperbuat karena terkadang akan menimbulkan kemalasan dalam beribadah.

·        Selalu bersyukur kepada Allah Swt. atas segala nikmat yang Dia berikan.

D.     Kekurangan dan Kelebihan Buku.

·        Kekurangan Buku.

a.     Pembahasannya tidak luas hanya sekedar menjelaskan, tidak ada menguraikannya.

b.     Bahasa yang digunakan sulit dipahami dan dimengerti bagi para pembaca

c.      Banyak kesalahan dalam penulisan arabnya.

·        Kelebihan Buku

a.     Dihalaman buku terdapat glosarium, namun tidak banyak kata yang diartikan

b.     Di halaman 6 buku terdapat pedoman literasi arab-latin

c.      Di halaman 7 dan 8 ada petunjuk penggunaan buku

E.      Saran

a.     Pembahasannya diperluas lagi agar para pembaca juga dapat memahami lebih dalam apa yang sedang dipelajarinya.

b.     Cari bahasa yang lebih mudah dipahami oleh para pembaca

c.      benarkan lagi tulisan arabnya, karena terdapat banyak kesalahan dalam penulisan arabnya.

Kesimpulan

Hasil telaah dapat diklarifikasi materi Buku Al-Quran Hadis Madrasah Aliyah sudah dikategorikan baik, karena sistematika yang runtut, bobot materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan atau kondisi pembaca dan materi juga mempunyai banyak unsur positif yang dapat menggerakan peserta didik untuk memahami dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

REFERENSI

Kementrian agama, Jakarta: Kementrian agama2014.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Aku gamau jadi seperti ibu!"

Plak! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Nala. “Apa ini, Nala? Kamu merokok? ” suara Ayah menggelegar, penuh amarah yang tak terbendung. Nala terdiam, mencoba menahan perih yang menjalar di pipinya. Dengan suara lirih, ia berbisik, “Ayah… Ayah kan bisa bertanya dulu tanpa harus menggunakan kekerasan?” Namun, kata-katanya hanya menambah bara di hati Ayah. “Kamu itu, Nala, nggak bisa diberi tahu dengan cara baik-baik! Sekarang jawab Ayah, ini rokok milik siapa?” Nala menatap Ayah dengan mata yang mulai basah, rasa sakit di dadanya jauh lebih besar daripada di wajahnya. Dengan suara bergetar, ia menjawab, “Kalaupun Nala bilang itu milik teman Nala, Ayah pasti tetap tidak akan percaya. Tamparan Ayah tadi sudah cukup menjelaskan segalanya, kan? Jadi, apa lagi yang harus Nala katakan?” Air mata mengalir perlahan di pipi Nala, membawa semua luka yang selama ini ia simpan dalam hati. “Sudah, Yah. Biar Ibu saja yang bicara dengan Nala,” ujar Ibu, mencoba meredakan ketegangan. Ayah mendengu...

Refleksi Dewasa dalam Dunia yang Terlalu Cepat

Haiiii, Orang Dewasa... How's your day?  Bagaimana harimu saat ini? apa sudah merasa senang karena sekarang tidak lagi ada yang mengomel jika kamu nggak tidur siang? atau malah pengen hal itu diulang kembali karena sekarang, di usia yang bukan lagi anak-anak, tidur siang terasa seperti hadiah berharga, bukan? Dulu, sewaktu kamu kecil beranggapan bahwa dunia orang dewasa selalu tampak menyenangkan ya, bebas dari segala larangan. Kamu yang belum tahu banyak, sering berharap bisa cepat tumbuh dewasa, membayangkan kebebasan untuk melakukan apa pun yang kita inginkan. Namun, kini bagaimana? dunia orang dewasa ternyata terlalu menakutkan bagi kamu yang masih sering merasa seperti anak-anak. Tubuh ringkihmu sangat jarang mendapat pelukan bahkan hampir tidak pernah, dan sekarang rasanya sudah tidak bisa lagi mengadu pada mama, karena rumah pun bertumpu pada kamu. Beban dunia orang dewasa terasa semakin berat, seakan semua harapan dan kekuatan keluarga terletak di pundak kamu.  Hai man...

"Rooftop Confessions: Meredam Keretakan Hati di Balik Ketenangan".

Kay terdiam sejenak, merenung pada keputusasaan yang menyelimutinya. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk mengungkapkan keretakan hatinya. Kay saat ini sedang berada di rooftop rumahnya, tempat biasa ia menenangkan diri. Karena kesunyian adalah situasi yang paling ia sukai, ia dapat dengan tenang meluapkan rasa sakitnya melalui air mata, tanpa perlu khawatir bahwa orang lain akan ikut merasakan sakitnya. Kebiasaannya menyimpan semua dukanya sendiri membuatnya enggan menunjukkan kerapuhannya pada siapa pun, sehingga orang lain sulit melihat seberapa dalam luka yang dimiliki wanita cantik itu. "Bolehkah jika aku menampakkan keretakan hati yang menyakitiku saat ini?  Aku telah merasa sehancur ini melihat orang yang kucintai bahagia, tetapi bukan aku sumbernya. Aku ingin merasa tidak tahu diri untuk tetap mengejarnya, meskipun aku sudah tahu bahwa dia telah melarikan diri jauh dan menciptakan jarak di antara kita, tapi tidak masalah. Aku relakan energi...